Posts

Diary Perjalanan Gapyear Ku (Maaf dan Terima Kasih)

  .… sejujurnya, kadang aku takut pindah dari tempat satu ke tempat lainnya. takut bertemu orang dan tempat baru kemudian menemukan kenyamanan. satu-satunya yang aku takutkan adalah ketika harus pamit dan pulang   Tulisan ini akan sedikit panjang. Berisi kalimat terima kasih dan permohonan maaf untuk orang-orang yang membersamai satu tahun ini. Untuk saya, pamit disetiap tempat yang pernah disinggahi adalah salah satu hal yang paling tidak menyenangkan. Beberapa waktu lalu ketika izin untuk mengajukan surat resign ke Pak Hilman, beliau bilang kalau saya bisa resign kalau sudah resmi diterima perguruan tinggi. Saya sudah bisa resign sesuai syarat ya Pak hehe. Terima kasih sudah banyak mendoakan yang terbaik untuk saya. Terima kasih ibuk, salah satu doa ibuk diijabah sama Allah. Terima kasih bapak, tolong semakin kedepan saya semakin membutuhkan bantuan. Nukang, angkat meja, pasang lampu dan lainnya. Terima kasih Nailul Karimah, satu-satunya saudara perempuan saya. Terima kasih

Aku (hampir) Sarjana

  Lama banget. Engga nulis. Aku punya banyak cerita. Beberapa tahun lalu aku nulis waktu gapyear. Hari ini aku nulis buat nutup semua ceritaku selama jadi mahasiswa. Sebagian temanku yang mungkin hampir tiap hari ketemu sama aku, ngga asing kalo aku bilang kuliah itu sekolah. Aku suka sekolah. Aku sangat menikmati apa itu kehidupan perkuliahan. Kegiatan di luar kelas, drama organisasi, ngga bisa ngerjain ujian, ngevent sampe stress. Apapun itu. Aku suka selama hampir 4 tahun ini. Empat tahun aku kenal banyak orang. Empat tahun aku belajar gimana bisa paham sama orang lain. Empat tahun aku ditinggal orang dan diganti orang baru. Dulu, aku ngga bisa bicara apa yang aku mau, apa yang rasain. Selama empat tahun itu aku belajar bicara supaya orang ngerti apa yang aku mau, aku juga ngerti apa yang orang lain mau. Aku belajar biar aku bisa terus baik sama orang. Ngga gampang ternyata. Banyak yang ninggalin aku selama itu. Susah buat tetep bisa baik ke mereka yang ninggalin aku tanpa ala

Juni: Memperingati Kelahiran dan Kematian

Image
Satu-satunya yang aku rayakan di bulan Juni hanyalah bertambahnya usia Ibuku. Satu-satunya terbaik yang kumiliki. Tahun ini aku harus merayakan atau mungkin lebih tepatnya memperingati hal lain. Kematian. Satu hari di bulan Juni tahun lalu, aku terbangun dari tidur siangku. Tuhan masih baik memberiku bangun. Aku membuka ponselku. Hal yang selama dua minggu aku takutkan benar terjadi. Berita buruk itu sampai di telingaku. Aku kehilangan. Satu-satunya manusia milik Tuhan yang aku tahu dan aku kenal. Sedikit berlari aku menyusuri lorong rumah sakit. Aku sampai pada keramaian. Aku benar-benar terlambat. Di sisa harinya, aku belum sempat melihatnya. Belum sempat mengucapkan terimakasih dan maaf. Belum sempat memegang tangan kecilnya. Sungguh, aku mengutuk diriku sendiri di lorong itu.  Perjalanan panjang aku lakukan menuju kota kelahirannya. Empat bahkan lima jam selama perjalanan aku tidak banyak bicara. Aku masih mencerna bahwa aku telah kehilangan. Kehilangan yang tidak bisa aku cari set

Ini Cerita Semester Lima

Image
  Terhitung 4 bulan setelah cerita terakhirku di bulan September kemarin. Karena sampe saat ini aku masih belum bisa nulis bagus kaya mahasiswa-mahasiswa pada umumnya kaya artikel soal tantangan ideologi dan revitalisasi, ngejabarin suatu kasus pake perspektif politik, sosbud, pendidikan atau tulisan-tulisan semacamnya. Jadi, lagi-lagi aku nulis story n experience   yang aku punya di semester 5 ini. Walaupun kadang aku juga mau nulis yg rada berbobot dikit tapi hmm oke gini dulu aja deh. Aku sering liat meme kalo Tuhan bersama mahasiswa semester 5 dan seterusnya. Dan ya, aku mengamini itu. Haha. Semester 5 ni kalo ngga dibarengi ibadah rajin dan berdoa dah gila. Oke, semester 5 ini aku ngapain aja? Aku bakal cerita. Semester 5 aku awali dengan ngevent, hmm kepanitiaan. Juli sampe September ngebarengi adik-adik maba buat ospek. Aku si mahasiswa ospek online dan tidak punya pengalaman kepanitiaan ospek offline ni sedikit merasa beban ya. Hahaha. Ini jadi salah satu pengalaman yg

Perjalanan Udara (Turbulensi dan Jurang Kematian)

Huhu, lama banget ninggalin laman paling menyenangkan buat cerita. Terakhir, aku cerita soal keadaanku si mahasiswi semester empat yang lagi ngga ngapa-ngapain. Masuk semester lima ini, banyak hal yang aku lewati. Salah satunya waktu  aku, pilot, dan ­ co-pilot pesawat dari maskapai terbaik yang pernah aku tumpangi berhasil mendaratkan perjalanan udaranya setelah satu tahun lepas landas dan banyak turbulensi terlewati. Kali ini, aku mau ajak kamu buat keliling ke tempat-tempat juga hal-hal yang pernah pesawat kami lewati. Sebelum jauh, kamu bisa baca tulisan ini sambil dengerin playlist favorite  dari awak pesawat kami. Sila klik di sini, teman!  Playlist Perjalanan BAGIAN I PERSIAPAN 1.       Menentukan Tujuan Sama halnya dengan perjalanan lainnya, sebelum menerbangkan pesawat ini, kami juga menentukan tujuan. Kemana pesawat ini mau pergi, perlu bawa perlengkapan apa, kira-kira ada yang kurang ngga dari apa yang udah dipersiapkan. Mulai dari menentukan tujuan ini a

Juni

Juni ini aku sudah menginjak semester empat. Teman-teman yang satu angkatan denganku sudah sibuk mempersiapkan kelulusannya. Berkutat dengan laptop, jurnal, memulai lembar demi lembar menyusun karya ilmiahnya dibersamai dengan secangkir kopi atau coklat panas. Aku? Mahasiswi semester empat ini bahkan tidak punya kegiatan berarti.   Setengah tahun dari 2022 aku habiskan tanpa prestasi dan pencapaian apapun. Aku, mahasiswi yang haha hihi ini di waktu malam juga sama seperti manusia lainnya. Aku resah bagaimana jalanku menyelesaikan studi nanti. Aku sedih karena masih jalan di tempat, sedangkan mereka yang ada di sekelilingku bahkan berlari. Setengah tahun yang bahkan tidak bisa dibanggakan. Selalu melakukan pembenaran dengan, “ya namanya proses pasti beda-beda”, “masih tetep waras di tengah gempuran orang-orang punya achievement juga sebuah prestasi”.   Dengan segala harap dan doa, setidaknya Juni bisa jadi bulan yang baik. Setidaknya dengan satu pencapaian, mes